Rabu, 01 Desember 2010

IPB Buka Riset Pangan Berbasis Tepung

Bekerjasama dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Institut Pertanian Bogor membuka unit riset pangan berbasis tepung. Unit yang dinamakan Bread (Baking Research and Development) itu merupakan hasil kerjasama antara SEAFAST (South East Asian and Agricultural Science & Technology) IPB dan Divisi Bogasari itu akan melakukan sejumlah riset produk-produk pangan berbasis tepung-tepungan.

Wakil Rektor IPB Yonny Koesmargono mengatakan, IPB sudah menghasilkan sejumlah penelitian yang berkaitan dengan tepung-tepungan, dan menghasilkan formula untuk membuat produk pangan berbasis tepung-tepungan. "Dengan adanya Bread Unit ini, mahasiswa akan makin terarah dalam penelitian tepung-tepungan dari bahan baku lokal," katanya seusai meresmikan unit itu, Selasa (30/11/2010).



Direktur PT ISM Fransiskus Weliarang mengatakan, pendirian Bread Unit merupakan upaya menunjang gerakan diversifikasi pangan pada tingkat pengolahan dan aplikasi. Selama ini, gerakan penganekaragaman pangan terfokus pada tingkat hulu, yaitu budidaya dan produksi bahan pangan pokok.



Padahal, gerakan diversifikasi pangan harus dilakukan kompherensif. "Mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari benih dan penanaman hingga pemasaran dan pengolahan yang inovatif dan kreatif," katanya.



Para peresmian unit itu diperlihatkan berbagai produk kue dan makanan ringan yang berbahan baku campuran beberapa jenis tepung dan berbahan baku tepung non-gandum. Rata-rata kue tersebut dibuat dari percampuran tepung terigu dan tepung ubi jalar. Ada juga kue yang terbuat dari tepung walur. Diperlihatkan juga produk-produk pangan dari bahan tepung-tepungan yang non-gluten.



"Jadi, kami juga sudah menemukan teknik dan formula tepung-tepungan non-gluten. Ini merupakan jawaban permintaan pasar yang menginginkan adanya produk tepung-tepungan yang mengandung gluten dan tidak mengandung gluten," kata Kepala Pusat SEAFAST IPB Purwiyatno Hariyadi.



Lebih lanjut Purwiyatno mengatakan, sampai saat ini memang belum ditemukan bahan pangan lokal yang dapat menjadi tepung-tepungan yang menggantikan 100 persen tepung terigu. Hal itu bukan berarti tepung-tepungan dari bahan baku lokal lebih rendah kualitasnya dari gandum. Sebab, setiap jenis pangan memiliki karakteristik dan keistimewaan berbeda, yang pada akhirnya dapat saling melengkapi.



Dengan ada Bread Unit ini, pihaknya akan terus melakukan riset untuk menemukan jenis tepung lainnya, serta mencari formula tepat untuk pencampurannya dan proses pengolahannya menjadi makanan.



"Ketika tepung-tepungan dicampur dan diolah dengan tepat, maka produk pangan yang dihasilkan diharapkan menjadi produk pangan dengan gizi yang kebih lengkap atau beragam serta rasanya enak," katanya.



Bread Unit itu juga terbuka untuk masyarakat umum yang ingin berlajar cara pengolahan tepung-tepungan menjadi kue atau pangan lainnya. Masyarakat umum yang berminat dapat mendaftar lebih dahulu ke IPB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar