Minggu, 24 Oktober 2010

generasi muda

Ketua Dewan Pengarah Yayasan Pembangunan Berkelanjutan Emil Salim dalam penganugerahan Penghargaan Emil Salim bagi Generasi Muda di Jakarta, Minggu, mengatakan, penduduk Indonesia pada 2060-2070 diperkirakan mencapai lebih dari 500 juta jiwa. Generasi muda saat ini yang akan merasakan kehidupan saat itu perlu mengoptimalkan kemampuannya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

”Indonesia dan dunia terus menghadapi kesulitan. Jika Indonesia tetap memiliki roh anak muda, apa pun yang terjadi, Indonesia tetap akan tegak,” katanya.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia Sandiaga S Uno mengatakan, dalam dunia yang penuh kompetisi, efisiensi, inovasi, dan pengembangan teknologi penting dilakukan untuk memenangi persaingan. Sayangnya, biaya inovasi Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,05 persen dari produk domestik bruto. Sedangkan anggaran inovasi negara-negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan, sudah mencapai 3,15 persen dan 2,64 persen dari produk domestik bruto mereka.

”Tanpa inovasi, Indonesia tidak akan memenangi persaingan global meski memiliki sumber daya manusia dan alam yang melimpah,” ujarnya.

Penghargaan Emil Salim diberikan bagi pemuda yang memiliki tindakan nyata mengatasi dampak perubahan iklim. Melalui program Climate Smart Leaders 2010, para pemuda tersebut diberi kesempatan mengajukan dan mengimplementasikan proyek yang berkaitan dengan isu perubahan iklim.

Pemenang pertama untuk kategori I (15-18 tahun) adalah Sumarlina dari SMAN 1 Wringinanom, Gresik, dengan proyek Dokter Sungai: Capung Indikator Kesehatan Sungai. Sedangkan kategori II (19-24 tahun) dimenangi Claudia Windasari Wijaya dari Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, dengan proyek Pemanfaatan Limbah Udang sebagai Obat Alternatif Hiperlipidemia dalam Bentuk Tablet.

Pada kesempatan yang sama juga diserahkan penghargaan Climate Generation oleh British Council bagi generasi muda dengan tindakan konkret mengatasi perubahan iklim. Pemenang program ini adalah Nina Nuraniyah dari komunitas Green Earth, Bogor, dan Muhammad Ikhwan dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Mangkubumi, Tulungagung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar